Belajar sablon tidak lengkap rasa jika tidak berguru dengan ahlinya, jadi saya di samping mempelajari dasar sablon lewat internet saya pun mencoba belajar dengan para ahli sablon yang ada di kampung saya agar hasil sablon saya tidak abal-abal.
Nama guru baru saya Buan(guru muda saya namanya rustam punya usaha sablon di Batam), beliau sudah bergelut di dunia sablon sejak tahun 90-an dimana waktu itu peralatan yang di gunakan sangat sederhana,bayangkan saja dalam pembuatan film sablonnya beliau menggunakan kantong plastik gula pasir yang transparan terus di tulis desainnya pakai spidol hitam, dan jika mau buat dua warna mereka menulis diatas dua plastik yang saling mengisi.
Saya penasaran kok bisa mereka buat rapi tanpa bantuan corel atau photoshop , jadi saya minta bapak itu membuat desain 3 warna pakai spidol hitam sama plastik gula pasir.
Ternyata hasilnya luar biasa, setelah desain dari spidol dan plastik bening bekas bungkus gula pasir di buat film discreen (di afdruk) , cukup tajam dan alur filmnya pun rapi dan hasil pemberian warna pun benar-benar saling mengisi antara warna 1 dengan yang lainnya.
Akhirnya saya menyadari kalau ilmu sablon itu terletak dari kreatifitas kita saja, tak sepenuhnya memerlukan alat-alat canggih, alat-alat sederhanapun asal kreatif pasti hasilnya juga bagus. Dan yang pasti ada semangat, terus belajar dan mencoba, tidak ceroboh, sedikit ada dana, dan jangan lupa berdoa, pasti berhasil dalam belajar sablon manual ini.
6 comments:
Kedudukan sablon masih kuat, aya berkreasi!
Sebuah kreatifitas yang sangat mantap. makasih banyak atas infonya.
Lama baru sempat berkunjung kesini... gimana kabarnya mas?
kurang lengkap jika kang dino tidak mengunjungi blog saya, gudangnya ilmu dan tips sablon ada di blog saya.
sebelum membuat film sablon itu, lebih baik mengerjai tugas ini dulu :
http://www.attayaya.net/2011/04/menjadi-blogger-matre-tanpa-bewe.html
mantep tips'a...
Post a Comment