Monday, March 23, 2009

Pemimpin Dan Keluarga

Istri saya yang tercinta pernah bertanya pada saya"yah, mengape ye, setiap bos atau pemimpin jika dia menjabat pasti istri juga ikut menjadi menjabat dan memimpin bagi istri bawahannya,kenapa begitu ya yah? Kan tak semua istri bawahan itu tak punya kemampuan dan pendidikan??" saya bingung saat itu mau menjawab apa??udah aturan kali jawab saya sekenanya..." kok baru terpikir ya oleh saya , apa yang istri katakan ada juga benarnya bahwa jika kita menjadi pemimpin aturan dasarnya istri juga jadi pemimpin, contohya gubernur istrinya juga menjabat sebagai ketua PKK propinsi , juga diperusahaan juga setiap kegiatan arisan pasti yang jadi ketuanya ibu pimpinan,jarang sekali ya kita dengar istri supir yang jadi ketuanya walau dia punya pendidikan dan wawasan yang layak.jadi aturan dasar yang tidak tertulis ini harus kita akui sebagai sebuah aturan yang bersifat baku,yang senantiasa bertautan dari generasi ke generasi. Setiap orang yang jadi pemimpin dia secara tidak langsung menebarkan kharismanya kepada orang yang terdekat seperti keluarga, sehingga mereka juga secara tidak langsung menjabat juga sebagai pemimpin lihat saja contoh yang ada jarang anak dan istri pemimpin yang tak dihormati seperti ayahnya semua orang pasti menghormati mereka, jangan keluarga terdekat saudara jauh pun bisa dapat imbasnya, "oh, pantas saja...o'omnya kan Bupati.."imbas kepemimpinan melekat pada keluarga,dan tersandang rapi sampai akhir jabatannya namun tak selama imbas kepemimpinan berbuah berita yang baik-baik saja tapi juga bisa yang buruk tergantung dari cara pemimpin itu memimpin dan berbuat. Jadi pantas kalau-kalau orang saling berebut mati-matian untuk bisa menjabat dan memimpin walau segala cara dilakukan


6 comments:

pengguna said...

wah bagus sob...gw juga baru terpikir tuh...kenapa yah...atau udah dari sononya kale ....
thx sob...

Anonymous said...

Rasa segan dan sungkan yang telah mengakar Bro.....Bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang "pemalu", malu menunjukkan kemampuan yang terpendam,

So, yang keliatan lah yang dijadikan patokan. Istri Gubernur maka jadi ketua PKK Provinsi...hanya karena dia ISTRI GUBERNUR, masalah capable besok2 ajah dipikirin....

Tapi ada nilai plus nya juga Bro...Klo ibu2 PKK mo ada acara, lebih gampang nyari sumber dana, minta intervensi suami ibu ketua ajah, klo gak bisa....kagak usah dikasih jatah...!!! senjata pamungkas langsung bicara....ha..ha...

Anonymous said...

ini warisan dari jaman orde baru. ada yang salah kaprah dalam menerapkan arti Dharma Wanita atao PKK. Sehingga istri2 pejabat malah merintah-merintah bawahan pejabat plus istri bawahannya sekalian.

ketika manusia tidak sadar mana jalan, sistem dan prosedur yang harus dijalani, plus kewajaran, maka kepuasan nafsu binatang yang dikedepankan.

2 tahun lalu, kami diharuskan ikut asuransi jiwa (padahal askes dah punya) yang ternyata agennya adalah istri pejabat.
3 minggu lalu aku ditodong istri pejabat untuk membeli kain songketnya.
hari ini, kami "harus" plus "wajib" beli kain batik riau yang dikeluarkan oleh istri pejabat.

sangat memaksa.
semoga mereka diampuni Allah SWT.

Anonymous said...

Benar juga kata sobatku attayaya kadang2 maksud terpendam bisa diperhalus karena pengaruh jabatan..

Bunda Lina said...

ada lebihnya ada pula kurangnya
mungkin itu adalah peninggalan jaman orde baru, tetapi gak semua begitu.
ada koq, disebuah kantor wakil ketua dharma wanita -nya adalah istri seorang staf.

semua kembali kepada yang menjalankan, bukan sistemnya yang salah tetapi manusia yang menjalankannya seringkali kelewatan dan salah kaprah.

Salam bahagia buat Dinoe dan keluarga yaa ^_^

Anonymous said...

Salam kenal buat bunda lina..makasih ya bunda koment nya kadang sìstem itu hanya alur yang dibuat manusia,jadi apapun tetap manusia yang menentukan,benar kata bunda..