Pernahkan anda mendengar atau mengucapkan" wah tega amat dia,dia begitu tegas sama teman, atau :" gila, di ama sama saudara sendiri aja harus ikut aturan ini itu, atau "hati mu tega ama teman sekantor aja main formulir-formuliran." dan banyak lagi. Tapi kadang hati kita tidak tega jika berhadapan langsung dengan perbuatan-perbuatan buruk dari orang lain yang merupakan saudara,teman, dan rekan sejawat,kadang-kadang kita membenarkannya walau ìtu salah dikarenakan tidak tega. Kalau kita terus-terusan tidak tega terhadap perbuatan yang menyalahi aturan bukan tak mungkin akan ada usaha politisasi serta komersialisasi, dan selama itu pula jiwa kita sebagai bangsa akan terkikis habis hingga hampa dan hasilnya adalah kehancuran des-integrasi nasional.penyakit tidak tega masih menguasai sebagian diri kita,akan timbul istilah nepotisme,saudara yang paling utama dan macam lg pembelaan yang berlawan terhadap rasa keadilan. Saya melihat banyak sekali penyakit tidak tega ini dalam masyarakat dan negara kita saya menghimbau dan mengajak anda untuk mengatasi "penyakit tidak tega "ini dalam kehidupan kita,agar timbul suasana kebudayaan baru, yg dapat melampaui hasil-hasil politik praktis, nantinya akan menjadi modal bagi pencapaian perubahan yang mempunya nilai-nilai strategis, dan anda harus ingat bukankan atasan itu pernah jadi bawahan?bukankah pejabat tinggi pernah menjadi pejabat kurang tinggi?bukankah semua orang penting ini dahulu juga sama seperti kita-kita sekarang?
Masih tidak tegakah kita untuk keadilah dan kebenaran meskipun resiko kehilang dan yang terburuk akan datang?
No comments:
Post a Comment