Saturday, April 11, 2009

Memindahkan Hujan

Tiga hari berturut-turut ini di Singkep hujan turun dengan derasnya.suasana dingin sampai ketulang rasanya,ditambah suara kodok yang kayak paduan suara bersahut-sahutan menghiasi sunyinya malam. Hujan merupakan suatu anugrah untuk bumi,merupakan sumber-sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Tapi ada sebagian orang yang berkepentingan sangat takut hujan datang..biasanya segala cara dilakukan untuk dapat "memindahkan sang hujan" demi kepentingan mereka .
Disini akan saya ceritakan kebiasaan masyarakat disini bila hujan terus turun sementara mereka misalnya mau mengadakan pesta atau acara-acara yang mengundang banyak orang ..biasanya hal pertama yang dilakukan memanggil pawang hujan(orang pintar memindahkan hujan), saya sendiri pernah melakukan 2 tahun yang lalu sewaktu pesta pernikahan saya. Biasanya sang pawang hanya meminta pakaian/celana dalam kita untuk dilempar diatas atap/genteng rumah dengan sedikit "komat-kamit".. sungguh heran saya, waktu pesta berlangsung sedikit pun tiada hujan,padahal waktu itu bulan juli dimana curah hujan cukup tinggi sebelumnya. Ada juga kebiasaan lain yaitu dengan bawang merah dan cabe kering, biasanya dicucuk sama lidi(tulang kecil pada daun kelapa) seperti sate,lalu ditaruh dihalaman depan rumah dengan posisi tegak keatas.
Ada juga hal unik lain yang sering dibuat masyarakat disini untuk memindahkan hujan yaitu dengan menyalakan pelita dibawah tungku( tempat masak biasanya berbentuk meja) masakan, juga dengan membakar garam sebanyak satu kepalan tangan di api. Akhir .. Tulisan Ini hanyalah untuk melestarikan sejarah yang tak tertulis dimasyarakat kami,dan bersifat kepercayaan kuno bukan keharusan bagi semua masyarakat disini.
"Manusia berusaha, ALLAH SWT yang menentukan semuanya"
Salam Putra Singkep

10 comments:

toro said...

Hebat ya kang mereka.....
Jadi tau kenapa klo orang nglinggo boto(bakar batu-bata merah) selalu ada bawang dan cabe yg ditusuk jadi satu kemudian di tancap di setiap sudutnya

Andre said...

hanya Tuhan yang tahu rencana besar-Nya..

suryaden said...

komat-kamitnya itu juga penting kan...

the beauty of riau said...

pakai pawang hujan aja no.

attayaya said...

budaya yang patut dilestarikan

♥ Neng Aia ♥ said...

menjadi pawang ada sekolahnya ga sih?? *pengen* hihi

vie_three said...

kalau didaerah rumahku pakai ritual melemparkan diatas genteng ntu..... kalau pas pesta hujan pasti dech semua bakal bilang waaahhhh ini yg punya gawe pasti gak ngelempar diatas genting, hehehehehe

budiawanhutasoit said...

mo ga percaya tapi susah..soalnya emang terjadi sih..

hujannya ga mo turun karena celana dalamnya kali ya..hahaha

reni said...

Yang aku tahu, di tempatku caranya sama juga, yaitu memasang cabe merah pada sapu lidi yang dipasang tegak ke atas (terbalik).
Ternyata emang budaya kita masih banyak kesamaannya. :)

Unknown said...

wah, hebat ya bisa mindahin hujan.
btw, titip salamnya dah disampaikan ke Anna.