Friday, October 8, 2010

Kisah Sukses Dua Ilmuwan Peraih Nobel Fisika 2010 , Konstantin Novoselov dan Andre Geim

Kisah Dua Ilmuwan Peraih Nobel Fisika 2010 , Konstantin Novoselov dan Andre Geim ini yang di nobatkan oleh Royal Swedish Academy of Sciences sebagai pemenang Nobel Fisika 2010. seperti yang saya kutip di jpnn.com Duo fisikawan kelahiran Rusia tersebut berhak atas hadiah uang tunai USD 1,5 juta atau sekitar Rp 13,4 miliar. Padahal, sebagai ilmuwan, kemampuan mereka sebenarnya tidak terlalu menonjol.

PRESTASI akademik Novoselov saat masih menjadi mahasiswa ilmu fisika di Moscow Physics and Technology University (MFTI) biasa-biasa saja. Hampir seluruh abjad yang tercantum di transkrip nilainya adalah B. Itu merupakan nilai standar yang diberikan dosen kepada mahasiswa dengan kemampuan akademik normal. “Nilai mata kuliah fisika terapan dan teori fisika juga hanya B,” jelas seorang jubir universitas tersebut sebagaimana dilansir Agence France-Presse kemarin (6/10).

Ilmuwan 36 tahun itu mengenyam pendidikan tinggi di universitas yang terletak di Moskow tersebut sejak 1991 sampai 1994. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya ke Belanda. Dia menimba ilmu kedoktoran di University of Nijmegen. Selanjutnya, dia hijrah ke Inggris dan melanjutkan studi di University of Manchester. Saat menjadi mahasiswa di kampus yang terletak di kota Manchester, England, itu, Novoselov sempat mendapatkan nilai C untuk mata kuliah bahasa Inggris.

Novoselov telah membuktikan bahwa untuk menjadi ilmuwan hebat yang diakui dunia, inteligensi bukan modal utama. Rasa ingin tahu yang besar dan ketekunan justru lebih dominan. Tapi, yang tak kalah penting adalah partner. Untung, pria yang mengantongi kewarganegaraan ganda, Rusia dan Inggris, itu bermitra dengan Geim. Kakak tingkatnya di MFTI tersebut memang dikenal sebagai mahasiswa cerdas. Selain itu, Geim sangat menggemari fisika.

Geim yang berusia 52 tahun tersebut punya prestasi akademik bagus. Hampir semua nilainya A. Menurut jubir MFTI yang tidak disebutkan namanya, fisikawan berdarah Jerman tersebut hanya punya dua nilai B. Yakni, untuk mata kuliah ekonomi politik marxist dan bahasa Inggris. Tapi, itu tidak berarti karirnya mulus tanpa hambatan.
Pria yang kini tercatat sebagai dosen di University of Manchester tersebut pernah ditolak saat melamar sebagai dosen di sebuah universitas di Moskow. Geim lantas banting setir menjadi masinis di sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan listrik di ibu kota Rusia itu. Dia menekuni profesi sebagai masinis kereta barang selama delapan bulan.

Tapi, dia lantas melanjutkan studi dalam bidang fisika di beberapa perguruan tinggi bergengsi di sejumlah negara Eropa. Perguruan tinggi itu, antara lain, University of Copenhagen di Denmark, University of Bath di Inggris, dan Radboud University Duo Novoselov-Geim merintis riset yang lantas mengantar mereka menjadi penerima Nobel Fisika 2010 tersebut pada 2001. Itu setelah Novoselov mengikuti jejak Geim ke Inggris. Keduanya lantas menuntut ilmu dan menjadi pengajar di University of Manchester. Konon, riset mereka tentang graphene tersebut baru mulai dikerjakan pada 2004.

Namun, setelah berbagai uji akademik, graphene baru diakui sebagai sebuah terobosan di bidang fisika tahun ini. Keduanya lantas diganjar Nobel Fisika.
Menurut Novoselov, dia dan Geim tidak sengaja menemukan graphene. Karena itu, mereka tidak menolak jika dikatakan bahwa penemuan mereka tersebut berasal dari tempat sampah. Sebab, secara harfiah, memang begitulah yang terjadi. Mereka memungut sampel dari tempat sampah, lantas menganalisisnya di laboratorium. Sampai pada akhirnya, riset mereka sampai pada kesimpulan bahwa graphene akan bisa menggantikan fungsi silikon pada suatu saat nanti.

“Sebelumnya, kami sudah menguji coba beberapa materi berbeda di laboratorium. Tiba-tiba, ada ilmuwan senior yang membawa grafit. Dia lantas membersihkannya dengan cara merekatkan plester dan lantas membuang plester yang mengandung grafit itu ke tempat sampah. Karena tertarik pada partikel kecil grafit yang ringan dan menempel di plester itu, saya lantas memungutnya dari sampah,” papar Novoselov. Di luar dugaan, penelitian mereka justru menghasilkan Nobel Fisika. (jpnn)

No comments: