Monday, August 16, 2010

Indonesia pernah mengalami tsunami sampai 80 meter tingginya dan menewaskan 3000 orang dalam sekejab

Sudah menjadi takdir Indonesia rawan gempa karena terletak di atas zona tektonik sangat aktif karena berada tiga lempeng besar dunia –Pasifik, Australia, dan Eurasia, dan sejumlah lempeng kecil lainnya.Ahli gempa, Danny Hilman Natawidjaja mengatakan Indonesia masih menghadapi masalah kekurangan data gempa, dan langkanya tenaga ahli gempa. Juga tak ada program nasional yang komperehensif.

Kecuali Kalimantan, hampir seluruh wilayah Indonesia berpotensi gempa. Sumatera misalnya, sangat berpotensi.“Sejak jaman dahulu, tahun 1727 terjadi gempa 9 SR, ada sejarahnya,” kata Danny dalam acara ‘Paparan Peta Bahaya Gempa Indonesia dan Pentingnya bagi Pemerintah dan Dunia Usaha’ di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin 16 Agustus 2010.

Pulau Sumatera 10 tahun terakhir mengalami rentetan gempa besar sejak tahun 2000. Itu pun masih menyisakan beberapa bagian yang belum melepaskan energi.Selain gempa laut, gempa di daratan juga banyak. “Gempa di sepanjang patahan Sumatera 5 tahun sekali ada gempa besar, tiap pemilu ada gempa besar,” kata Danny, berkelakar.Gempa terakhir tercatat pada Oktober 2009 di Jambi dengan kekuatan 6,7 SR.

Sementara di Jawa, lebih tak aktif dari pada Sumatera, meski lebih percepatan lempeng lebih maju.“Lucunya di Jawa sangat banyak aktivitas gempa di laut. Kalau dilihat sejak tahun 1800 sumber-sumber gempa di darat, ini paradoks,” tambah dia.
Meski tak sesering gempa laut, gempa darat harus diperhitungkan, misalnya Gempa Yogyakarta tahun 2006 yang korbannya 5.000 orang.Mirip dengan gempa 1957 yang korbannya 500 orang. “Walau potensi bencana tetap, korban akan selalu lebih banyak,” tambah Danny.

Sementara di Jawa Timur, dalam 35 tahun terakhir ada tiga gempa besar dengan kekuatan lebih dari 8 SR.“Pada tahun 1674 di suatu lokasi tsunami sampai 80 meter. Korban sampai hampir 3.000. Nggak tahu kalau sekarang.”Demikian juga dengan Sulawesi dan Papua, banyak spot gempa.
“Namun, data terjadinya gempa tidak cukup. Kita harus memberitahu detil di mana sumber gempa, mana wilayah rawan dan tidak. Peta gempa 2010 masih makrozonasi."(vivanews)

3 comments:

Ivan Kavalera said...

Ternyata sejarah tsunami di Indonesia sangat parah ya, mas. Saya baru tahu setelah baca artikel ini.

rizal said...

semoga tidak terjadi di masa sekarang ngeri soalnya....

menone said...

waaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh sereeeeeeeemmmmmmmmmm bgt ya sob...........